Minggu, September 21

Erosi

I. Pengertian Erosi

Relief di permukaan bumi terbentuk karena adanya tenaga di dalam bumi dan di luar Bumi. Proses pembentukan relief bumi dengan tenaga yang berasal dari luar Bumi, disebabkan oleh tenaga eksogen. Tenaga Eksogen yang membantu pembentukan relief bumi salah satunya adalah erosi. Jadi yang dimaksud dengan erosi adalah

proses pelepasan partikel batuan secara alamiah oleh tenaga pengangkut di permukaan bumi.
Erosi yang berlangsung secara alamiah dapat dikatakan tidak mengganggu keseimbangan lingkungan karena partikel-partikel tanah yang diendapkan seimbang dengan tanah yang terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah. Zat pengangkutnya adalah air, angin dan gletser. Adapun erosi yang terjadi akibat kesalahan manusia dalam mengelola lahan dapat menimbulkan bencana, misalnya penggundulan hutan dapat mengakibatkan tanah longsor.
Mekanisme terjadinya erosi :
a. DETACHMENT, pelepasan partikel tunggal dari massa tanah (batuan induk).
b. TRANSPORTATION, pengangkutan oleh media erosif.
c. SEDIMENTATION, pada kondisi energi tidak lagi cukup mengangkut partikel.


II. Jenis Pengikisan Berdasar Pelaku Utama yang Berbeda

Berdasarkan tenaga pengikis, erosi dibedakan menjadi empat, antara lain :
1. ABLASI (Pengikisan oleh air)
Umum terjadi di wilayah iklim tropik (yang curah hujan sangat tinggi).

Bentuk-bentuk ABLASI, antara lain :

1. Erosi Percik (splash erosion)
Erosi ini berupa percikan partikel-partikel tanah halus yang disebabkan oleh tetes hujan pada tanah dalam keadaan basah. Tanda-tanda nyata adanya erosi percik pada musim hujan dapat dilihat pada permukaan daun yang terdapat pada partikel tanah, adanya batuan kerikil diatas lapisan tanah. Jadi, jenis erosi ini dapat diamati pada waktu musim hujan.



2. Erosi Lembar (sheet erosion)
Erosi ini memecah partikel tanah pada lapisan tanah yang hampir seragam, sehingga erosi ini menghasilkan kenampakan yang seragam. Intensitas dan lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi. Oleh karena itu, laju erosi permukaan dipengaruhi oleh kecepatan dan turbulensi aliran.

3. Erosi Alur (rill erosion)
Erosi ini menghasilkan alur-alur yang mempunyai kedalaman yang kurang dari 30 cm dan lebar kurang dari 50 cm. Sering terjadi pada tanah-tanah yang baru saja diolah.

4. Erosi Parit (gully erosion)
Erosi ini menghasilkan alur-alur yang mempunyai kedalaman lebih dari 30 cm dan lebar lebih dari 50 cm.

5. Erosi Mudik (headward erosion)
Erosi ini menyebabkan lembah parit diperpanjang ke hulu.

6. Erosi vertikal (erosi internal atau subsurface erosion)
Erosi ini menyebabkan lembah bertambah dalam.

7. Erosi lateral
Erosi ini mengikis di tepi sungai, melebarkan lembah dan menyebabkan meandering.
2. DEFLASI atau KORASI
Proses pengikisan batuan atau tanah yang dilakukan oleh angin disebut Deflasi atau Korasi. Erosi oleh tenaga angin banyak terjadi di daerah gurun atau kering. Bentuk-bentuk lahan yang dapat diamati akibat erosi angin antara lain batu jamur. Contohnya adalah dapat membentuk Mushroom Rock.
Berdasarkan teori, adanya gurun pasir karena proses pelapukan mekanis. Proses ini dimulai ketika suhu siang hari yang terik memanasi batuan gurun sampai diatas 80 derajat celcius sehingga batuan itu memuai. Selama beribu-ribu tahun, angin gurun mengeruk batuan yang hancur dan mengangkut butiran- butiran pasir halus. Lama-lama pasir itu menumpuk menjadi bukit pasir yang halus.

3. EKSARASI (GLASIASI)
Erosi oleh gletser dan sering disebut erosi glasial, yaitu erosi yang terjadi akibat pengikisan massa es yang bergerak menuruni lereng dan dapat terjadi di pegunungan tinggi yang tertutup salju, misalnya di Pegunungan Alpen, Pegunungan Himalaya, dan Pegunungan Rocky.
Ciri khas bentuk lahannya adalah adanya alur-alur lembah yang arahnya relatif sejajar. Erosi ini yang berlangsung lama dapat membuat lembah-lembah yang dalam dengan bentuk seperti huruf U. Endapan erosi oleh gletser disebut dengan MORAINE.

4. ABRASI
Erosi berdampak juga pada perubahan muka Bumi. Abrasi (erosi di pantai) yaitu erosi oleh air laut atau ombak yang dibantu dengan adanya batu-batu kerikil dibawa pecahan ombak akan mengikis daerah sekitar pantai dan kekuatan pengikisan sebanding dengan besarnya gelombang. Kejadian seperti ini pernah terjadi di Jayapura, abrasi di sepanjang pantai di Pulau Biak mencapai 75 m dari garis pantai. Sejumlah karang dan pulau rusak bahkan tenggelam akibat pengikisan. Pulau-pulau yang tenggelam tersebut sebelumnya merupakan objek wisata yang sangat indah di pulau Biak.
Jadi, proses abrasi dan erosi oleh tenaga gelombang atau air laut yaitu:
a. Abrasi menghasilakan cekungan yang panjang pada garis pantai.
b. Kemudian, cekungan tererosi lebih lanjut menjadi gua.
c. Erosi lebih lanjut oleh gelombang menyebabkan runtuhnya atap gua ke laut dan terbentuklah cliff (dinding terjal).
d. Erosi yang terus-menerus, menyebabkan cliff runtuh. Pada periode waktu yang panjang, proses ini berlangsung terus-menerus menyebabkan terbentuknya platform di kaki cliff.

Beberapa bentuk lahan akibat erosi oleh tenaga gelombang antara lain, sebagai berikut :
a. Cliff, yaitu pantai yang berdinding curam sampai tegak.
b. Relung, yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
c. Dataran abrasi, yaitu hamparan wilayah yang datar akibat abrasi dan dapat terlihat dengan jelas pada saat pasang surut.


III. Menanggulangi Erosi

Usaha untuk mencegah erosi di lakukan dengan pengolahan pada tanah. Usaha ini sering disebut konservasi tanah. Untuk mengetahui cara konservasi tanah, sebelumnya harus mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan peranannya.
Faktor iklim, terutama curah hujan dapat menyebabkan erosi. Curah hujan yang tinggi dengan intensitas yang lama sangat mendukung terjadinya erosi. Salah satu contoh pengendalian faktor ini dapat dilakukan dengan membuat saluran air, sehingga air hujan yang jatuh dapat diatur dan akan dimanfaatkan untuk irigasi.























1 komentar:

Winona Sheila Firdausya mengatakan...

Makasih, ngebantu PR liburan! :D